Sahabatku Bidadari Surga - Part#1

            Perkenalkan namaku Devina Zayna Kirana. Banyak yang bilang kalau aku adalah manusia paling ini beruntung, selain cantik, pintar, keluargaku juga bisa dibilang kaya tetapi tidak menurutku, kehidupanku tidak sesenang yang mereka pikirkan. Hidup dengan harta yang lebih dari cukup tidak membuatku bahagia, orang tuaku sibuk dengan pekerjaan mereka. Mereka sangat jarang pulang kerumah, kekurangan kasih sayang dan perhatian dari orang tua membuatku menjadi anak yang nakal. Aku menjadi pembully,pemabuk, dan ikut balapan liar.

Sampai suatu hari, temanku yang bernama Erik mengajak untuk tanding balapan.

“Woi Dev, gue tantang lo balapan” tantang Erik

“gak ah, males gue” balasku

“ah cemen lo, apa jangan jangan lo takut kalah?” ujar Erik meremehkanku

“oke, gue terima tantangan lo” balasku

“gitu dong, gue tunggu lo ketempat biasa” ucap Erik

Tibanya saatnya, aku berangkat ke tempat balapan, tiba disana terlihat balapan sudah akan dimulai.

“gue kira lo nggak bakal datang” ujar Erik

“gue bukan pengecut kaya lo” balasku

            Balapan pun dimulai namun naas saat ditengah balapan ada mobil polisi yang mengejarku. Karena aku tak sempat melarikan diri, aku pun ditangkap dan dibawa ke kantor polisi. Pak polisi menelpon orang tuaku namun mereka tidak datang, mereka hanya mengirimkan pengacara. Setelah aku dibebaskan pengacara itu berkata

“maaf nona, fasilitas anda disita oleh tuan agar anda jera”

“baiklah” balasku

Tiba-tiba telepon ku berbunyi dengan segera aku angkat telepon tersebut, ternyata dari papa.

“halo pa” sapaku

“kamu itu selalu saja bikin papa susah, semua kenginanmu selalu papa turuti tapi kamu selalu saja bikin masalah, nyusahin saja kamu jadi anak!” papa membentakku

“papa itu selalu saja bicara seperti itu, aku itu butuhnya perhatian dari papa sama mama bukan uang” balasku

“kamu itu banyak alasan, sudahlah papa tidak ingin berdebat denganmu” putus papa

Tut..Tut...Tut

Telepon pun terputus. Aku pun memutuskan untuk pulang dari kantor polisi dengan menaiki taksi karena fasilitasku diambil oleh papa, saat tiba dirumah aku pun langsung ke kamar dan melamun memikirkan apakah aku harus pergi dari rumah atau tidak, setelah lama berpikir aku pun..... Bersambung